top of page
D. Atika Pramono

Selingkuh: Genetic atau Habit?



Menjamurnya Berita Perselingkuhan Artis dan Selebgram di Media Sosial


Rasa-rasanya, tahun ini bisa dinobatkan sebagai tahun perselingkuhan. Hal tersebut dikarenakan maraknya terjadi kasus perselingkuhan yang dialami oleh berbagai kalangan. Salah satunya adalah IR yang kasus perselingkuhannya cukup menggemparkan dunia maya.

Selain itu, terdapat DP, HM, dan yang paling baru adalah LN yang juga mengalami secara langsung kasus perselingkuhan. Mereka adalah istri sah yang membongkar sendiri kelakuan suami sebagai pelaku perselingkuhan.


Mengapa Perselingkuhan Terjadi?


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dylan Selterman, Justin Garcia, dan Irene Tsapelas, ternyata ada beberapa motivasi yang menyebabkan seseorang berselingkuh, diantaranya sebagai berikut:

No.

Motivasi

Deskripsi

1

Kemarahan (Anger)

“Pasangan utamaku tidak setia kepadaku.”

“Sebelum perselingkuhanku, pasangan utamaku dan aku terlibat sebuah pertengkaran, yang membuatku balas dendam.”


2

Penghargaan (Esteem)

“Aku ingin merasakan yang lebih baik tentang diriku.”

“Aku ingin menegaskan kemandirian dan otonomiku”


3

Kurangnya Cinta

(Lack of Love)


“Aku tidak yakin apakah aku sungguh-sungguh mencintai pasangan utamaku.”

“Aku tidak yakin apakah pasangan utamaku adalah orang yang tepat untukku.”


4

Low Commitment

(Komitmen Rendah)

“Aku tidak yakin apakah aku sungguh-sungguh mencintai pasangan utamaku.”

“Aku tidak yakin apakah pasangan utamaku adalah orang yang tepat untukku.”


5

Need for Variety

(Kebutuhan Variasi)

“Aku menginginkan pasangan seksual dengan variasi yang lebih hebat.”

6

Neglect (Pengabaian)

“Aku merasa diabaikan oleh pasangan utamaku.”

“Pasangan utamaku jauh secara emosional.”


7

Sexual Desire

(Hasrat Seksual)


“Pasangan utamaku kehilangan minat pada seks.”

“Pasangan utamaku menolak untuk melakukan tindakan tertentu saat berhubungan seks yang biasanya kunikmati.”


8

Situation

(Situasi)


“Aku mabuk dan aku tidak berpikir jernih.”

“Aku kewalahan saat itu karena dipicu stress eksternal (misalnya masalah sekolah, pekerjaan, keluarga) dan tidak berpikir jernih.”



Lalu, Apakah Selingkuh Berasal dari Faktor Genetic?


Beberapa unsettling research yang diterbitkan oleh Journal of Family Issues menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya tidak setia, dua kali lebih mungkin untuk tidak setia.

Kemudian, menurut psikolog klinis, Ana Nogales, tumbuh dalam sebuah keluarga dengan perselingkuhan memiliki dampak jangka panjang pada anak-anak dari segi pandangan mereka terhadap romantisme hubungan dan kemampuan mereka untuk mempercayai pasangan masa depan.


Ataukah Perselingkuhan adalah Sebuah Habit?


Hal tersebut disampaikan oleh psikolog klinis, Varkha Chulani bahwa memaafkan perselingkuhan ketika pertama kali terjadi, maka berpotensi menjadikan perselingkuhan sebagai sebuah kebiasaan.


Menurutnya, selingkuh adalah kebiasaan yang dibentuk seseorang dari waktu ke waktu, karena ketika mereka lolos saat pertama kali melakukannya, maka mereka berasumsi bahwa hal tersebut akan sukses pula ketika mereka melakukannya kembali.


Ataukah Selingkuh sebagai Gangguan Psikologis?


Di sisi lain, menurut seorang konselor hubungan, Sauleha Shaikh, menjelaskan bahwa sama seperti obsesi, selingkuh juga merupakan jenis gangguan psikologis, artinya dengan berselingkuh, sang pelaku menemukan kesenangan dengan membodohi seseorang secara emosional.


Meskipun masih terus ada perbedaan pandangan mengenai hal ini, setidaknya kita bisa mengambil beberapa insight nih, Teman Pengamat!


Pertama, penelitian yang menunjukkan bahwa selingkuh bersifat genetik masih berjumlah kecil.


Kedua, menurut para ahli, orang bisa menyerap perilaku, seperti selingkuh, dari sekeliling mereka.


Ketiga, hanya karena seseorang memiliki kemungkinan untuk cenderung berselingkuh, tidak berarti bahwa mereka akan terus melakukannya.


So, menurut Teman Pengamat, faktor Genetic atau Habit nih yang punya andil lebih besar terhadap terjadinya perselingkuhan? Yuk, sampaikan pendapatmu di kolom komentar yaa!

 

Referensi:





  • Selterman, D., Garcia, J. R., & Tsapelas, I. (2021). What do people do, say, and feel when they have affairs? Associations between extradyadic infidelity motives with behavioral, emotional, and sexual outcomes. Retrieved from https://doi.org/10.1080/0092623X.2020.1856987





1 view0 comments

תגובות


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page