top of page
Rizal

Pemeliharaan Satwa Liar: Sebuah Bentuk Kepedulian atau Pencabutan Kebebasan?



Meninggalnya seekor harimau yang dipelihara oleh salah satu publik figur di Indonesia telah menggemparkan seluruh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, regulasi, izin, dan dampak pemeliharaan satwa liar kian menjadi perhatian setelah semakin banyaknya berseliweran berbagai konten media sosial yang menunjukkan pemeliharaan satwa liar secara pribadi.


Lalu, Dimana Seharusnya Satwa Liar Berada?


Pemeliharaan satwa liar di luar habitat alaminya dapat melahirkan berbagai dampak negatif terhadap kehidupan satwa tersebut. Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Indra Exploitasia, menjelaskan bahwa seharusnya satwa liar dibiarkan hidup di habitat alami mereka serta menjalankan peran mereka di alam untuk menjaga ekosistem yang ada.


Dalam hal ini, Ia menambahkan pada Pasal 83 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 95 Tahun 2012 menetapkan bahwa menjaga kesejahteraan hewan perlu memastikan kebebasan hewan tersebut dari rasa lapar dan haus; rasa sakit, cedera, dan penyakit; ketidaknyamanan, penganiayaan dan penyalahgunaan; rasa takut dan tertekan; serta mengekspresikan perilaku alaminya.


Lalu, pertanyaannya adalah apakah satwa liar yang dipelihara secara pribadi dapat mengekspresikan perilaku alami mereka?


Pemeliharaan Satwa Liar Dapat Menurunkan Kualitas Hidup dari Satwa Tersebut!


Adanya perbedaan besar antara ekosistem habitat alami dan lingkungan pemeliharaan satwa liar berpengaruh negatif terhadap kualitas hidup mereka. Beberapa hewan memiliki kerawanan tinggi terhadap penyakit yang disebabkan stres akibat kontak terus menerus dengan manusia, lingkungan yang ramai, dan binatang peliharaan domestik, seperti kucing dan anjing.


Selain itu, luas lingkungan pemeliharaan yang umumnya jauh lebih kecil dengan alam bebas, sehingga menciptakan kekangan terhadap satwa liar yang dipelihara sehingga dapat mempengaruhi perkembangan fisiologis dan kesehatan mereka. Sebab itu, memelihara satwa liar akan menyebabkan adanya beberapa kebutuhan tertentu dari satwa liar tersebut yang tidak dapat terpenuhi.


Ekosistem Terganggu sebagai Dampak Pemeliharaan Satwa Liar


Satwa liar memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta mempertahankan keberlangsungan hidup bumi kita. Tentu, saat satwa liar dipelihara maka akan terjadi kepunahan dan mengganggu rantai makanan yang sudah terbentuk secara alamiah.


Kekosongan dalam rantai makanan yang diakibatkan hilangnya keberadaan satwa liar tertentu menciptakan sebuah efek domino yang akan menyebabkan kelebihan atau kekurangan jumlah populasi satwa tertentu dan merusak keseimbangan ekosistem.


Seorang petugas di Union for the Conservation of Nature, Caroline Pollock, mencontohkan bahwa peningkatan drastis untuk memelihara lemur telah memindahkan setidaknya 28.000 lemur dari habitat alami mereka dan menurunkan populasi mereka di alam sebesar 95%.


Kemungkinan Penularan Penyakit dari Satwa Liar yang Berbahaya bagi Manusia


Bagi manusia sendiri, pemeliharaan satwa liar memiliki risiko kesehatan yang besar melalui persebaran virus dan penyakit dari satwa liar ke manusia. Seorang Ketua IUCN Species Survival Commission Asian Songbird Trade Specialist Group, David Jeggo, menjelaskan bahwa manusia dapat memiliki antigen yang tidak mumpuni untuk melawan virus dan bakteri baru yang ditularkan oleh kontak dekat antara satwa liar dan manusia.


Alhasil, penyakit yang sebenarnya tidak berakibat fatal bagi satwa liar, dapat memiliki dampak kesehatan yang signifikan bagi manusia. Contohnya, kasus Covid-19 yang ditularkan melalui kontak dekat dengan kelelawar serta flu burung yang ditularkan melalui kontak dekat dengan burung dari alam liar.


Problematika Pemeliharaan Satwa Liar Secara Besar-Besaran


Dampak-dampak negatif pemeliharaan satwa liar yang dipaparkan di atas, tentunya kini menimbulkan perdebatan mengenai implikasi pemeliharaan satwa liar di kebun binatang.


Bagi yang mendukung, kebun binatang dipandang sebagai sarana edukasi bagi masyarakat untuk mengetahui secara langsung jenis-jenis hewan di alam liar dan meningkatkan kepedulian mereka terhadap berbagai satwa. Di sisi lain, kebun binatang turut dipandang memaksa satwa liar untuk menjadi objek hiburan dan menghilangkan naluri alamiah mereka.


Selain itu, kebun binatang juga dilaporkan telah melakukan beberapa kekejaman terhadap hewan. Pada tahun 2014, Direktur Asosiasi Kebun Binatang dan Akuarium Eropa melaporkan bahwa tiap tahunnya dilakukan eutanasia terhadap 3.000-5.000 hewan di kebun binatang yang berada di Eropa. Hal tersebut merupakan sebuah fakta yang sangat menyedihkan dari hewan-hewan yang seharusnya dapat hidup secara bebas di alam liar yang menjadi habitat alami baginya.


 

Referensi:








1 view0 comments

Comentários


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page