Mencoba Memaknai dari Sudut Pandang lain
Banyak orang memandang “lu punya duit, lu punya kuasa” sebagai sekadar meme belaka. Padahal kenyataannya, narasi tersebut menyiratkan pemahaman mendalam antara kekuasaan, relasi, dan ilmu pengetahuan yang dapat diselami lebih lanjut.
Kontemplasi “Lu Punya Duit, Lu Punya Kuasa” dalam Kacamata Teori Relasi Kuasa
Kepemilikan kekuasaan berbanding lurus dengan kepemilikan uang, begitupun sebaliknya. Relasi kuasa terbentuk dari aktor yang memiliki kekuatan dan cenderung memiliki pengaruh dalam merumuskan arah kebijakan sebuah institusi maupun atas aktor lainnya.
Michel Foucault, seorang filsuf Prancis, merepresentasikan ketika ada relasi, maka ada pula kekuasaan. Menurutnya, kekuasaan muncul ketika terdapat pengaturan terhadap individu-individu bebas termasuk dalam unit terkecil masyarakat, seperti keluarga dan dunia usaha.
Kini, mengetahui hal ini, narasi “lu punya duit, lu punya kuasa” tidak lagi terkesan hanya sebagai meme belaka bukan?
Kekuasaan Berasal dari Ilmu Pengetahuan
Menurut Foucault, ilmu pengetahuan muncul sebagai bentuk “sebab-akibat” dalam terciptanya sebuah relasi kuasa.
Di satu sisi, kekuasaanmembutuhkan kepemilikan ilmu pengetahuan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan. Di sisi lain, kekuasaan dapat membentukilmu pengetahuan sesuai dengan keinginan penguasa.
Ilmu Pengetahuan, Bak Pisau Bermata Dua
Lebih lanjut, kepemilikan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan merupakan manifestasi kekuasaan.
Secara positif, ilmu pengetahuan memungkinkan kita untuk membuka dunia. Sayangnya, secara negatif ilmu pengetahuan juga dapat dimanfaatkan untuk menciptakanketimpangan relasi kuasa yang dapat menjatuhkan orang lain dan membatasi keuntungan pada pihak tertentu.
Bagaimana Kita Merefleksikannya?
Bagaimana seseorang bisa berkuasa juga ditentukan ketika sekelompok orang mengakui keabsahan pemimpin tersebut melalui prosedur konstitusi dan secara tidak langsung juga menyetujui adanya bentuk “lu punya duit, lu punya kuasa”.
Hingga pada akhirnya, kita semua dapat belajar bahwa yang terpenting bukanlah mengucilkan siapa yang berbicara, tetapi apa hikmah yang bisa kita ambil dari apa yang dibicarakan.
Referensi:
Budiyono, M. (2012). Teori dan Filsafat Ilmu Politik. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Musa, M. (2023). Terungkap, Sosok "Lu Punya Duit, Lu Punya Kuasa" yang Viral di Media Sosial, ini Dia Sosok dan Akun Media Sosialnya. Retrieved from https://semarang.suara.com/read/2023/07/03/185812/terungkap-sosok-lu-punya-duit-lu-punya-kuasa-yang-viral-di-media-sosial-ini-dia-sosok-dan-akun-media-sosialnya
Priyanto, J. (2017). Wacana, kuasa, dan agama dalam kontestasi pilgub Jakarta tinjauan relasi kuasa dan pengetahuan Foucault. THAQÃFIYYÃT, Vol. 18, No.2,, 187-195.
Wasesa, S. A. (2013). Relasi Kuasa dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari. Yogyakarta.
Foucault, M. (1978). The History of Sexuality. New York: Pantheon Books.
Gutting, G. (2022). Michel Foucalt. Retrieved from https://plato.stanford.edu/entries/foucault/
Felluga, D. (2002). Modules on Foucault: On Power. Retrieved from https://www.cla.purdue.edu/academic/english/theory/newhistoricism/modules/foucaultpower.html
Comments