top of page
Syah Reza Aulia

Jawa “Masih” Koentji! Pilkada 2024 : Ajang Pertarungan 3 Tokoh Nasional



Pilkada Jawa: Babak Lama, Gairah Baru


Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2024 di 37 provinsi akan dilaksanakan secara serentak pada 27 November 2024, Pilkada serentak ini dinilai menjadi titik awal penting bagi pemerintah pusat untuk menempatkan “jagoannya” di setiap daerah, terkhususnya di daerah Jawa dengan 3 DPT (Daftar Pemilih Tetap) terbesar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.


Kontestasi politik di 3 provinsi tersebut, bukanlah pertarungan skala daerah melainkan skala nasional yang akan diberikan perhatian khusus oleh 3 presiden yaitu Megawati Soekarnoputri Presiden ke-5, Joko Widodo Presiden ke-7 dan Prabowo Subianto Presiden ke-8.


Melihat sejarah sebelumnya, Pilkada di 3 provinsi tersebut pada tahun 2018 dinilai menjadi kunci kemenangan Presiden Jokowi pada pemilu 2019. Karena berdasarkan 3 provinsi tersebut “jagoan” Presiden Jokowi memenangkan pemilihan tersebut. Khofifah-Emil Dardak di Jawa Timur, Ridwan Kamil-UU di Jawa Barat dan Ganjar-Taj Yasin di Jawa Tengah. Paslon-paslon ini mendapatkan endorsement secara masif dari Presiden Jokowi.


Pengamanan pilkada 2024 dinilai akan membawa pengaruh cukup besar dengan kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah, ajang rekrutmen Calon Presiden-Calon Wakil Presiden 2029 dan besarnya pengaruh tiga tokoh tersebut pada wilayah dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak.


Lantas Siapa “Jagoan” Mereka?


Jawa Tengah


Jawa Tengah menjadi lebih panas dari sebelumnya dikarenakan berpisahnya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Presiden Jokowi. PDIP harus menegaskan bahwa “Jawa Tengah masih Kandang Banteng”.


Presiden Jokowi dinilai akan menempatkan Ahmad Luthfi (Kapolda Jawa Tengah) sebagai jagoannya terlihat dari banyaknya spanduk Kapolda Jawa Tengah tersebut di berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sedangkan PDIP tidaklah kehabisan stok di Jawa Tengah beredar nama Hendar Prihadi (Mantan Walikota Semarang dan Kepala LKPP) dan Bambang Wuryanto “Patjul” (Ketua DPD PDIP Jawa Tengah) yang sedang naik daun dengan istilah “Korea-korea”. Serta Prabowo Subianto memiliki Sudaryono (Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah) yang siap untuk maju sebagai Calon Gubernur Jawa Tengah.


Jawa Timur


Jawa Timur juga menjadi sorotan penting selain Khofifah Indar Parawansa yang siap untuk maju kembali, nama Muhaimin Iskandar alias Cak Imin juga digadang-gadang akan maju sebagai calon gubernur Jawa Timur untuk melawan dominasi Khofifah disana. Seperti yang kita ketahui, Cak Imin dinilai mampu menjadi “jalan tengah” untuk Jawa Timur karena kelihaian berkomunikasi dengan semua pihak yakni Prabowo, Jokowi maupun Megawati. Dominasi Khofifah sebagai orang dekat Jokowi mampu dipecah ketika Cak Imin berkoalisi dengan Prabowo dan Megawati.


Jawa Barat


Jawa Barat sebagai DPT (Daftar Pemilih Tetap) terbesar di Indonesia selalu memberikan banyak pilihan untuk Calon Gubernur-Calon Wakil Gubernurnya. Prabowo Subianto dan Gerindra harus melanjutkan tren positifnya di Jawa Barat pasca mencetak hattrick ketika memenangkan pilpres dan pileg 2014, 2019 dan 2024. Nama yang digadang-gadang adalah Dedi Mulyadi (Mantan Bupati Purwakarta) dari Gerindra sudah siap untuk menghadapi Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat 2018-2023) yang diisukan sebagai kandidatnya presiden Jokowi. Sedangkan PDIP cukup sering mengalah di Pilkada Jawa Barat dengan menempatkan kadernya sebagai Calon Wakil Gubernur. Ono Surono (Ketua DPD PDIP Jawa Barat) terlihat telah menyiapkan diri untuk pemilihan gubernur Jawa Barat, Tetapi momen pilkada ini bisa diambil PDIP untuk memutus tren positif Gerindra di Jawa Barat dengan menggandeng Calon Gubernur dari Koalisi Indonesia Maju.


Siapakah Yang Akan Mendapatkan “Kunci”?


Terlalu dini bagi kita untuk menentukan siapa yang akan memenangkan pertarungan “Jawa” di Pilkada 2024. Terlebih proses pilkada terjadi pada masa transisi pemerintahan. Kemungkinan besar yang akan terjadi di 3 provinsi tersebut adalah


  • Prabowo Subianto dan Gerindra akan berjalan bersama dengan PAN dan Demokrat,

  • Megawati Soekarnoputri dan PDIP cenderung akan lebih menunggu dan membutuhkan waktu untuk menempatkan jagoannya, dan

  • Jokowi kami pikir tidak akan mengambil alih Golkar seperti yang diisukan tetapi menempatkan jagoannya di 3 provinsi tersebut dengan bantuan dukungan dari PKB dan Nasdem.


 

Referensi:





3 views0 comments

Opmerkingen


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page