top of page
Fabil Fauzi

Indonesia Bukan Negara “Seksi” Untuk Investasi



Fatamorgana Investasi Besar di Indonesia


Sebenarnya rasa malu dan pilu dari gagalnya investor besar asing sudah sedikit disanggah oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi dengan memberikan pernyataan bahwasanya Apple telah berinvestasi di Indonesia dengan nilai mencapai Rp 1,6 triliun. Angka besar ini hanyalah bagai buih di lautan jika dibandingkan dengan nilai investasi besar yang diberikan Apple ke Vietnam. Nilai investasi itu senilai 256 Triliun. Apple mendirikan sebuah pabrik dibandingkan di Indonesia yang hanya mendirikan Apple Academy. Lantas apa alasan investor besar asing yang sering dibicarakan akan datang itu masih tak kunjung datang? Apakah itu hanyalah fatamorgana?


Birokrasi yang Rumit, Melilit dan Hanya Bikin Sulit


“Izinnya diganti pertimbangan, izin diganti rekomendasi, sama saja ngurusnya ruwet itu” Ujar Presiden Jokowi dalam penyampaian Laporan Hasil Pemeriksaan atas LKPP TA 2023 dan IHPS II Tahun 2023. Hal tersebut diucapkan langsung oleh presiden. Sebagai rakyat pun seharusnya paham betul betapa sulitnya birokrasi di Indonesia.


Hal ini sangat berbahaya apalagi perlu diingat bahwa keberlangsungan Ibu Kota Nusantara (IKN) sendiri pun membutuhkan campur tangan investor. Sebuah proyek besar yang membutuhkan dana besar untuk kepentingan bangsa sendiri pun sulit.


Belum lagi salah satu masalah besar lainnya yakni korupsi. Sesuatu permasalahan yang mungkin sudah mendarah daging di kantor-kantor pemerintahan.


Rumput Tetangga Lebih “Hijau”


Pemerintah Indonesia sebenarnya sedang gencar untuk mencari investor asing. Namun, nampaknya para investor pun sadar akan bagaimana kondisi Indonesia sehingga mempunyai batasan tertentu dalam berinvestasi.


Hal ini bisa kita lihat dengan betapa semangatnya delegasi Indonesia yang bertemu Elon Musk di Amerika, namun pada akhirnya Tesla yang dimiliki Elon Musk pun tetap saja berinvestasi di Malaysia. Contoh lain adalah Apple dengan Tim Cook yang datang ke Indonesia dan menjual banyak gimmick yang pada akhirnya hanya berinvestasi untuk memenuhi persyaratan saja. Apple lebih memilih menggelontorkan uang yang sangat besar untuk Vietnam ketimbang Indonesia. Tidak hanya itu, investasi negara Jepang terhadap Indonesia pun telah mengalami penurunan. Pada tahun 2016 Jepang berinvestasi sebanyak USD 5,4 Miliar dan pada tahun 2022 hanya sebanyak USD 3, 54 Miliar pada berbagai sektor di Indonesia.


Apa Langkah Indonesia?


Sebelumnya pemerintah Indonesia pun sudah mempermudah izin untuk investor asing masuk. Delegasi-delegasi dari pemerintah pun sudah turun untuk bertemu investor raksasa macam Elon Musk. Indonesia sendiri juga sudah gembar - gembor banyaknya investor masuk.


Pemerintah sebaiknya lebih berfokus untuk memperbaiki birokrasinya dan lebih serius untuk menghapus korupsi di Indonesia. Dengan memperbanyak tindakan ketimbang omongan, investor pun jadi lebih tertarik. Terbaru pemerintah sendiri pun benar-benar lebih memilih untuk melelang hak guna usaha (HGU) selama 95 tahun yang bisa diperpanjang hingga 2 siklus (Total sampai 190 tahun) ketimbang memperbaiki buruknya birokrasi dan tingginya angka korupsi.


 

Referensi:


12 views0 comments

Komentar


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page