top of page
Fabil Fauzi

Gender Pay Gap, Sebatas Mitos Belaka Atau Sebuah Masalah Sosial?



Apa itu Gender Pay Gap?


Apa itu gender pay gap? gender pay gap adalah kesenjangan upah antara wanita dan pria. Isu gender pay gap juga sering disambungkan dengan budaya patriarkisme yang tersebar di seluruh penjuru dunia.


Adanya perspektif dari patriarki yang berpandangan bahwa pria merupakan pemberi nafkah sedangkan wanita adalah ibu rumah tangga. Hal tersebut membuat para wanita dikecilkan perannya dan semakin sulit untuk masuk ke dunia kerja.


Demikian juga dibuktikan dengan temuan dari Korn Ferry, Gender Pay Index, kesenjangan upah di Indonesia terjadi di mana wanita dibayar 1.7% lebih kecil ketimbang pria. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2017, wanita dibayar 690 ribu Rupiah lebih rendah ketimbang pria. Data BPS tersebut sudah 7 tahun yang lalu, bagaimana sekarang?


Perspektif Patriarki Terhadap Gender Gap


Isu gender telah terjadi di berbagai macam hal di berbagai macam negara dan di banyak periode tahun. Isu seperti ini tentu saja akan membentuk banyak perspektif di antara masyarakat. Lagi-lagi perspektif dari patriarki tentu akan membantah isu ini karena pria akan selalu dihadapkan dengan peran sebagai “penyedia”.


Pandangan tradisional soal wanita yang memiliki tanggung jawab soal tugas domestik juga menimbulkan perspektif orang tua untuk mengutamakan anak laki-lakinya untuk urusan pendidikan. Kalimat “Percuma sekolah tinggi, nanti ke dapur juga” pasti tidaklah asing di telinga. Hal ini lagi-lagi karena adanya perspektif patriarki di masyarakat.


Apa yang terjadi tersebut juga dapat dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2022, rata-rata lama waktu sekolah untuk anak laki-laki 15 tahun di Indonesia yaitu 9,28 yang setara dengan kelas 10 SMA, sedangkan untuk anak perempuan hanya 8,87 yang setara dengan kelas 9 SMA. Angka anak perempuan tersebut pun semakin rendah di pedesaan dengan rata-rata sekolah 7,86 tahun yang setara dengan kelas 7 SMP.


Hal ini terjadi juga karena adanya pernikahan dini yang terjadi di Indonesia. Dimana rata-rata anak perempuan putus sekolah karena pernikahan dini memiliki persentase 12,27% sedangkan anak laki-laki hanyalah 0,37%.


Gender Pay Gap Dalam Dunia Olahraga


Caitlyn Clark (Basket Wanita), Megan Rapinoe (Sepakbola), Serena Williams (Tennis) merupakan atlet olahraga besar yang terkenal di bidang olahraganya masing-masing. Ketiganya memiliki pengaruh besar terhadap olahraga wanita namun mereka punya persamaan yaitu upah mereka lebih rendah ketimbang Lebron James (Basket Pria), Lionel Messi (Sepakbola) dan Novak Djokovic (Tennis).


Lantas apa yang membuat gaji mereka lebih rendah? Sekali lagi perlu dipahami bahwa dunia olahraga sudah berubah menjadi sebuah industri yang termasuk ke dunia hiburan. Sebagai perbandingan, pemasukan NBA pada tahun 2022 sebanyak 10 Miliar USD sedangkan WNBA memiliki pemasukan sebanyak 200 Juta USD. Perbandingan yang cukup jauh bukan? Atau di ajang piala dunia pria di Qatar mendapatkan uang sebanyak 6,3 Miliar USD sedangkan piala dunia wanita mendapatkan uang sebanyak 570 Juta USD. Contoh tersebut adalah apa yang terjadi di Amerika atau dunia olahraga internasional.


Perbedaan pemasukan ini juga yang sangat berpengaruh dengan gaji yang berbeda. Pada tahun 2015, seorang mantan atlet wanita UFC yang bernama Ronda Rousey sendiri mengatakan bahwa “Seberapa banyak uang yang didapatkan akan berhubungan dengan seberapa banyak uang yang bisa kamu bawa masuk. Saya merupakan atlet UFC dengan bayaran tertinggi bukanlah karena Dana White merasa ingin memperlakukan wanita dengan baik tetapi dia melakukan itu karena saya membawa masuk uang (Tiket, Pay per view) terbanyak” ujarnya di tahun 2015.


Gender Pay Gap, Isu Universal Namun Sebatas Obrolan


Pada dasarnya isu gender pay gap ini benar adanya namun tidak selalu benar. Di dunia olahraga pay gap itu terlihat jelas namun perlu dipahami pula olahraga pria mendapatkan pemasukan yang lebih besar ketimbang wanita dan tentu saja hal ini akan berpengaruh besar dengan seberapa besar upah yang didapatkan atlet tersebut.


Gender pay gap juga terjadi terhadap pria di dunia model, model pria dibayar 75% lebih rendah ketimbang mode wanita hal ini berhubungan dengan supply and demand. Hal ini diucapkan sendiri oleh Elizabeth Rose yang merupakan manager dari agensi model.


Persoalan gender gap ini memang bukanlah isu remeh dan harus ditelisik lebih dalam dengan kacamata yang lebih luas dan perspektif yang lebih terbuka. Karena gender pay gap tentu harus dihapuskan karena pria dan wanita perlu dinilai berdasarkan kinerja bukan karena gendernya.


 

Referensi:









5 views0 comments

Yorumlar


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page