top of page
Dinda Adiliya

Fanatisme Ekstrim : Terlalu Cinta Pada Idola Buat Geleng Kepala



Bela Idola Seperti Bela Agama


Memiliki idola menjadi hak semua orang. Mengidolakan seseorang seringkali memberikan dampak baik bagi diri sendiri. Namun, jika berlebihan, hanya akan mengarah kepada fanatisme. Fanatisme dapat terjadi bukan hanya terhadap musisi dan selebriti, tetapi juga atlet olahraga, hingga tokoh agama. Fanatisme mengubah Idola kesukaan menjadi objek pemujaan.


Seorang penggemar yang terlalu ‘cinta’ merasa dirinya benar-benar menyatu dalam dengan sosok yang diidolakan. Fanatisme dalam hubungan idola dan penggemar juga membuat seseorang merasa bertanggung jawab untuk melindungi idolanya dan memastikan dapat mendukung dengan sepenuh hati. Maka tak aneh jika mereka merasa ikut sedih apabila idolanya disakiti.


Anti Salah Apapun Yang Terjadi?


Penggemar seringkali lupa idola merupakan manusia biasa yang tak sempurna. Mereka memandang idolanya sebagai orang yang tanpa dosa dan hanya diliputi dengan kebaikan di dalam dirinya. Mereka tak segan membela mati-matian, meski tahu betul idolanya salah besar.


Para penggemar mestinya sadar dan tak menutup mata dari fakta bahwa orang yang dipuja tak luput dari salah dan dosa. Mereka meyakini dengan pasti apa yang dilihat merupakan kenyataan sebenarnya. Padahal, idolanya hanya membentuk persona yang diciptakan untuk reputasi baik dan tuntutan pekerjaan.


Langganan Buat Keributan


Memuja berlebihan dapat membawa pertengkaran. Di media sosial sering ditemukan fanwar atau keributan antar penggemar. Penyebabnya beragam, mulai dari tak terima idolanya mengalami kekalahan, saling serang antar fandom hingga sebatas perbedaan pendapat.


Tiap penggemar tentu memiliki rasa sayang pada masing-masing idolanya. Namun rasa sayang justru ditunjukkan dengan saling serang. Tak hanya ujaran kebencian, ketikan tajam dan menyakitkan hingga ancaman dengan enteng dilontarkan. Padahal, masalahnya sepele dan sebenarnya dapat diselesaikan dengan baik tanpa pertengkaran. Namun ego dan emosi yang terlalu tinggi, ditambah dengan provokasi, membuat fanwar berujung menjadi masalah besar.


Jangan Berlebihan, Ngotak!


Menjaga dan membela yang tersayang memang kewajiban, tapi tetap harus memakai akal. Tidak perlu sampai segitunya membela orang yang bahkan tak mengetahui kita hidup di dunia. Jangan sampai dibutakan kenyataan dengan alasan rasa senang. Memuja berlebihan hanya akan membuat kerugian bagi diri sendiri maupun sosok yang diidolakan. Bukan hanya jejak digital yang buruk, tetapi juga tak menutup kemungkinan mengakibatkan kekerasan fisik yang terbawa hingga dunia nyata dan tindakan kriminal berujung pelaporan.


 

Referensi:




  • Silaban, A. P., Larasati, C. D., Mamahit, K. F., Samosir, Y. A. (2024). Analisis Fanwar Fenomena Perang antar Penggemar K-Pop di Platform Twitter. ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 3(5) DOI: https://doi.org/10.56799/jim.v3i5.3319

5 views0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page