Posisi Tak Menjamin Kesuksesan Perang: Seberapa Kuat Indonesia?
- Pengamat Negeri
- Mar 16
- 2 min read

Peringkat Kekuatan Militer Bukan Garansi
Peperangan atau konflik bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Peringkat kekuatan militer sering kali dianggap sebagai indikator utama suatu negara dalam hal perdamaian atau bahkan kemampuan bertahan dan menyerang dalam sebuah konflik. Kekuatan militer nyatanya tak menjadi jawaban pasti untuk menjamin perdamaian di sebuah negara.
Meskipun negara dengan angkatan bersenjata besar dan teknologi canggih mungkin mendominasi secara statistik, kekuatan militer juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti strategi, pengalaman, moral pasukan, dan kemampuan logistik.
Bagaimana Indonesia?
Menurut data dari Global Firepower (GFP) 2024, Indonesia menempati peringkat ke-13 dari 145 negara di dunia, naik dua peringkat dari posisi 15 pada tahun sebelumnya. Negara yang mempunyai indeks militer terkuat adalah Amerika Serikat sekaligus peringkat 1, diikuti Tiongkok di posisi 2, dan Rusia di posisi 3. Faktor penentu dari pemeringkatan tersebut meliputi jumlah personel militer, jumlah alutsista yang dimiliki, kekuatan finansial, dan kesiapan logistik.
Indonesia menjadi satu-satunya negara ASEAN yang berada dalam peringkat 20 besar, sekaligus menjadikannya negara terkuat di kawasan Asia Tenggara. Pada tahun 2024, Indonesia mempunya 400.000 tentara aktif, 400.000 tentara cadangan, dan 200.000 paramiliter.
Posisi Tak Menentukan Hasil
Peringkat militer juga tak menentukan kesuksesan pada konflik atau peperangan yang terjadi karena terdapat banyak faktor lainnya. Seperti yang terjadi pada beberapa perang atau konflik di berbagai belahan dunia.
Penjajahan Israel atas Palestina
Meskipun Israel mempunyai kekuatan militer yang mumpuni serta memberlakukan blokade terhadap Palestina, Israel tak kunjung meraih “kemenangan”, justru Palestina yang semakin kuat bertahan dan melawan.
Perang Vietnam dan Perang Afganistan
Kedua peperangan tersebut melibatkan Amerika Serikat sebagai “penjajah”. Di atas kertas, Amerika Serikat unggul jika dilihat dari segi kekuatan militer, namun nyatanya Amerika Serikat hancur porak poranda pada kedua peperangan tersebut hingga akhirnya menyerah dan angkat kaki dari wilayah kedua negara.
Seperti halnya Indonesia kala memperjuangkan kemerdekaan, dibawah keterbatasan militer, nyatanya Indonesia tetap bisa melawan hingga akhirnya memproklamasikan kemerdekaan. Dan banyak lagi contoh peperangan yang hasilnya tak ditentukan oleh kekuatan militer.
Kontingen Garuda Untuk Dunia
Indonesia turut rutin mengirimkan pasukan perdamaian ke berbagai negara. Pasukan perdamaian PBB atau UN (Persatuan Bangsa-Bangsa atau United Nation) dari Indonesia bernama Kontingen Garuda (Konga). Kontingen Garuda berisikan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan ke berbagai negara konflik.
Konga menjadi alat untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional. Kontingen Garuda menjadi salah satu etalase militer yang menegaskan bahwa Indonesia mempunyai kekuatan militer yang patut diperhitungkan.
Fenomena Senjata Makan Tuan
Sebuah anomali, di beberapa negara dan sudah banyak terjadi, peperangan atau gerakan perlawanan justru bukan dari pihak luar melainkan dari dalam negeri sendiri. Di Beberapa negara, kudeta militer jadi salah satu penyebab konflik berkepanjangan, seperti di Turki (gagal), Mesir, dan Libya.
Di Indonesia, terdapat beberapa peristiwa yang mengganggu stabilitas dalam negeri seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM), Pemberontakan PKI, dan lain sebagainya. Untungnya, kekuatan militer Indonesia masih dapat meredam konflik-konflik tersebut.
Indonesia dengan kekuatan militernya menjadikannya salah satu pasukan militer yang cukup disegani dan diperhitungkan. Lalu, sejauh mana kekuatan Indonesia? Jawabannya adalah sejauh kita dapat menjaga perdamaian dan terhindar dari berbagai konflik baik dalam dan luar negeri.
Referensi:
https://www.antaranews.com/infografik/4382998/kekuatan-militer-indonesia-terbaik-ke-13
berbagai sumber laing/en/about-us/un-charter/chapter-5
Comments