Popularitas Greenwashing
“Sustainable”, “eco-conscious”, dan “ethical” adalah kata-kata yang biasa ditemukan di dunia pemasaran seiring 73% konsumer mempertimbangkan keramahan lingkungan produk yang mereka beli.
Kenyataannya, apakah semua produk yang memiliki label ramah lingkungan memang ramah lingkungan? Atau apakah produk tersebut hanya melakukan praktik greenwashing?
Apakah yang Dimaksud Dengan Greenwashing?
Konsep Greenwashing mulai dipopulerkan oleh Jay Westerveld pada tahun 1986 serta merujuk pada upaya perusahaan untuk memasarkan citra ramah lingkungan tanpa mengurangi dampak negatif kegiatan usaha mereka terhadap lingkungan.
Mengapa Perusahaan Melakukan Greenwashing?
Alasan | Contoh |
Untuk meningkatkan penjualan dan meraup keuntungan. | Perusahaan konsultan McKinsey melaporkan bahwa Gen Z lebih tertarik untuk membeli produk dari merek yang ramah lingkungan. |
Ketidaktahuan perusahaan mengenai kegiatan ramah lingkungan mereka. | Sebuah perusahaan Australia menggunakan plastik biodegradable yang ternyata hanya dapat terurai jika menggunakan alat khusus. |
Memangkas biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan ramah lingkungan. | Sebuah perusahaan elektronik AS membatasi pengukuran ramah lingkungan mereka pada lingkup usaha tertentu untuk memperkecil langkah ramah lingkungan yang perlu diambil. |
Apa saja Tanda-tanda Greenwashing?
Banyaknya sertifikasi ramah lingkungan dari pihak ketiga seperti Sertifikasi Forest Stewardship Council dan Segel Hijau tanpa bukti pendukung lainnya. Langkah ramah lingkungan perusahaan hanya bersifat simbolis dan tidak mempengaruhi dampak lingkungan kegiatan perusahaan secara nyata. Penggunaan label ramah lingkungan yang terlalu banyak tanpa penjelasan mendalam mengenai kegiatan ramah lingkungan yang dilakukan.
Beberapa Contoh Kasus Greenwashing
Coca-Cola mengklaim bahwa 25% komposisi botol mereka bersifat ramah lingkungan. Kenyataannya, Coca-Cola menghasilkan 3 juta polutan plastik setiap tahunnya.
Unilever telah beralih menggunakan kantung untuk mendorong pemakaian kemasan isi ulang. Namun kantung tersebut tidak dapat didaur ulang dan hanya bisa diisi ulang dua kali.
Adaro dituding melakukan greenwashing setelah mengklaim melakukan transisi ramah lingkungan namun berencana membangun pembangkit listrik batu bara di Kalimantan Utara.
Nah mengingat maraknya greenwashing, dalam mencari produk ramah lingkungan Teman Pengamat tentunya juga perlu mencari tahu mengenai kegiatan usaha dan produk “ramah lingkungan”.
Referensi:
Jong, H. N. (2023). Indonesian coal giant Adaro’s ‘sustainable’ smelter slammed as ‘greenwashing’. Mongabay. Retrieved from: https://news.mongabay.com/2023/06/indonesian-coal-giant-adaros-sustainable-smelter-slammed-as-greenwashing/
Nakamura, A. (2023). The History of Greenwashing and Its Modern Evolution. The Climate Club. Retrieved from: https://www.theclimateclub.co/sustainabilityblog/the-history-of-greenwashing-and-its-modern-evolution
Rizal, J. G., Galih, B. (2023). Mengenal Greenwashing dan Perusahaan yang Diduga Melakukannya… Kompas. Retrieved from: https://www.kompas.com/cekfakta/read/2022/07/06/171556882/mengenal-greenwashing-dan-perusahaan-yang-diduga-melakukannya?page=all
Comments