top of page
Zipora Mahalia

Akar Permasalahan Konflik Etnis: Menyebabkan Pelecehan & Pembunuhan Terhadap 2 Perempuan di India



Viral Video Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Suku Kuki


Beberapa waktu yang lalu, India digemparkan atas viralnya sebuah video menampilkan dua perempuan yang mengalami kekerasan seksual. Kedua perempuan tersebut berasal dari Suku Kuki dan diserang oleh sekelompok pria dari Suku Meitei yang telah menghasut massa untuk memperkosa, mengarak mereka tanpa busana, dan membunuh mereka.


Sebenarnya, peristiwa tersebut telah terjadi pada tanggal 4 Mei 2023. Namun, adanya pemutusan akses internet lokal oleh pemerintah daerah menghambat media untuk mengakses informasi mengenai perkembangan konflik yang terjadi di Provinsi Manipur, India.


Ketegangan Antar Etnis sebagai Akar Kekerasan di Manipur


Sama halnya seperti di Indonesia, India merupakan sebuah negara multikultural yang terdiri atas berbagai macam suku di dalamnya. Daerah Manipur sendiri didiami oleh tiga suku utama, yaitu Suku Meitei yang mayoritas beragama Hindu serta Suku Kuki dan Suku Naga yang mayoritas beragama Kristen.


Konflik antara Suku Meitei dan Kuki bermula dari tuntutan Suku Meitei untuk mendapatkan status Suku Terjadwal yang akan memberikan mereka beberapa keistimewaan, seperti kemudahan akses pendidikan, lapangan kerja, jaminan pekerjaan di pemerintahan, hingga kursi jabatan di parlemen.


Sebelumnya, Suku Kuki telah mendapatkan status Suku Terjadwal dan menentang tuntutan Suku Meitei karena status Suku Meitei sebagai kelompok mayoritas di Manipur. Pemberian status Suka Terjadwal pada Suku Meitei dikhawatirkan akan menggerus kesempatan bagi suku-suku minoritas, seperti Suku Kuki untuk mendapatkan kesempatan pendidikan dan pekerjaan.


Alhasil, konflik antara Suku Kuki dan Suku Meitei pun semakin memanas setelah Pengadilan Tinggi Manipur memutuskan dan menetapkan Suku Meitei sebagai salah satu Suku Terjadwal.


Konflik Etnis Ancam Keselamatan Perempuan di Manipur


Sejak Mei lalu, konflik etnis yang berlangsung telah menyebabkan 140 orang tewas, 60.000 orang mengungsi, dan 1.700 bangunan, termasuk rumah dan tempat ibadah dibakar. Bahkan, konflik etnis di Manipur turut mengancam keselamatan perempuan seiring dengan maraknya kekerasan seksual dan pemerkosaan yang digunakan oleh kedua belah pihak untuk mencapai tujuan politik.


Kekerasan di Manipur Picu Demonstrasi Masyarakat India


Peristiwa keji di Manipur disambut dengan kecaman yang berasal dari seantero India dan menciptakan gelombang demonstrasi oleh kelompok hak asasi manusia serta pembela hak kaum perempuan. Bahkan, sekelompok perempuan di Manipur telah melemparkan batu dan membakar rumah milik tersangka utama yang melakukan tindakan kekerasan terhadap perempuan tersebut.


Terdapat beberapa hal yang menjadi isu utama yang diangkat dalam demonstrasi yang terjadi. Pertama, para demonstran memprotes ketidakadilan yang terjadi dan kegagalan pihak berwenang untuk cepat tanggap dalam menangani kasus tersebut. Kedua, para demonstran juga memprotes kegagalan pemerintah daerah Manipur dalam mengendalikan kekerasan yang terjadi dan tidak menghiraukan dampak dari kekerasan tersebut.


Kelambatan dan Keberpihakan Kepolisian di Manipur


Imbas demonstrasi dan kecaman yang muncul, polisi akhirnya menangkap empat tersangka dari Suku Meitei pada tanggal 27 Juli 2023 dan tengah melakukan penyelidikan untuk menangkap tersangka lainnya. Meskipun begitu, Kepolisian India tetap mendapatkan kritik karena dinilai lambat dalam menangani kasus mempertimbangkan 30 orang lain diperkirakan terlibat dalam kasus kekerasan tersebut.


Lebih parahnya lagi, pihak kepolisian di Manipur dinilai lebih berpihak kepada Suku Meitei karena personil kepolisian yang berada di Manipur didominasi oleh Suku Meitei, sehingga kerap muncul sebuah sikap untuk enggan menindaklanjuti laporan kriminal dari warga Suku Kuki.


Pemerintah Pusat Mengambil Sikap


Hampir dua setengah bulan setelah peristiwa terjadi, Perdana Menteri India Narendra Modi akhirnya membuka suara pada 20 Juli 2023 dan mengutuk peristiwa tersebut. Sebelumnya, Perdana Menteri Modi turut menuai kritik karena dianggap gagal menyelesaikan konflik yang terjadi di Manipur. Padahal, sebagian besar politisi di daerah Manipur merupakan anggota Partai Bharatiya Janata yang diketuai oleh Perdana Menteri Modi.


Untuk meredam ketegangan yang muncul setelah peristiwa tersebut, Kementerian Dalam Negeri India telah membentuk sebuah Komite Perdamaian untuk meredakan konflik di Manipur dan memediasi Suku Kuki dan Meitei.


Kendati demikian, dalamnya akar permasalahan konflik etnis di Manipur dan masifnya dampak yang disebabkan, maka dibutuhkannya langkah yang lebih cepat dan konkret untuk menstabilkan situasi yang ada, sehingga dapat mencegah potensi terulangnya kembali peristiwa yang serupa.


 

Referensi:













1 view0 comments

Comments


Submit Tulisanmu

Kirimkan tulisan Anda dan jadilah bagian dari komunitas kami yang berkontribusi dalam berbagai topik menarik yang kami sajikan kepada pembaca setia kami.

bottom of page